
- by Redaksi 2
- 18 April 2023
Manfaat Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya
KONDISI pendidikan Indonesia mengalami masa adaptasi pada Kurikulum Merdeka. Hal ini seharusnya menjadi sebuah perhatian khusus bagi pendidik untuk bisa memberikan praktik baik merdeka belajar dan merdeka berbudaya, dalam menuntun murid menuju kebahagian setinggi-tingginya.
Namun, situasi saat ini justru disuguhkan realita seperti ditemukan guru yang melakukan pengajaran bersifat konvensional dimana murid hanya memahami ilmu pelajaran. Kemudian, bermunculan fenomena pelajar yang suka membully bahkan menghilangkan nyawa temannya, kejahatan cybercrime. Atau, tontonan yang menggambarkan keglamoran dan korupsi, pelajar lebih suka dance/menari yang mengundang kejahatan.
Seharusnya output dari sekolah bukan hanya ilmu tetapi budi pekerti murid untuk menuntun di kehidupannya. Jika ini terus bergulir dari waktu ke waktu maka bukan hanya merendahnya literasi tetapi krisis budi pekerti.
Dari fenomena yang terjadi segera dicarikan solusi dengan pertanyaan “Bagaimana pendidik menyikapi kondisi ini?” Pendidik harus tergerak, bergerak, dan menggerakan dengan perubahan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Merdeka belajar dan merdeka berbudaya harus menjadi sebuah prioritas yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran yang merujuk pada tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara Dimana sekolah adalah tempat bersemainya benih-benih kebudayaan, pembentukan karakter positif maka, terjadi proses pembentukan karakter yang bisa dilakukan dengan memberikan lingkungan mengembangkan budaya positif. Terobosan implementasi Kurikulum Merdeka adalah kebutuhan dan karakteristik murid dengan pilihan yang ditawarkan jalur mandiri belajar, mandiri berubah, dan mandiri berbagi.
Sebagai pendidik harus cermat terhadap keberagaman budaya dan letak geografis Indonesia dengan memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman murid. Kodrat alam adalah kekuatan, potensi atau keadaan diri masing-masing peserta didik. Sedangkan kodrat zaman adalah kekuatan, potensi atau keadaan diri yang berubah sesuai dengan kondisi sosial, budaya masyarakat atau perkembangan zaman. Setiap guru sebaiknya melaksanakan praktik baik yang menghasilkan kebermanfaatan yang dapat dirasakan oleh murid baik itu budi pekerti dan kemampuan murid itu sendiri.
Lahirnya kurikulum merdeka akan membuka mata pendidik dengan ruang pada murid dalam pembelajaran berdiferensiasi sesuai gaya belajar. Karakter dan kompetensi yang diharapkan untuk diraih oleh murid adalah penanaman nilai Profil Pelajar Pancasila atau P5 yang dapat dilaksanakan dengan sesuai kebutuhan murid.
Kurikulum Merdeka memiliki beberapa tema yang ditawarkan salah satunya kearifan lokal. Dari fenomena murid zaman now sedang kekinian yaitu dance di media sosial maka, tema budaya mampu menjembatani murid untuk mengenal, memahami, dan mempraktekkan budaya Indonesia baik dari segi bahasa, pakaian tarian, dan keragaman budaya lainnya sehingga mengetuk rasa peduli dan mencintai budaya melalui program inovasi sekolah terkait kebudayaan, memanfaatkan program yang sudah ada seperti bulan bahasa atau program lainnya. **(Penulis adalah guru di SDN Rawajati 06, Pancoran, Jakarta Selatan)