
- by Redaksi 2
- 06 Juli 2025
Jejak Miniatur di Kanvas Kenangan: Persahabatan Jupri Abdullah dan Cak Saud yang Terjalin Kembali
Tangerang Selatan, WartaKarya - Di sebuah sudut tenang kawasan Pondok Cabe, dua seniman sepuh bertemu dalam pelukan hangat kenangan. Jupri Abdullah, pelukis mikro ternama asal Pasuruan, akhirnya kembali bersua dengan sahabat lamanya, Mas’ud Hanafie—yang lebih akrab disapa Cak Saud, seorang produser musik dan seniman pertunjukan yang bersinar di era 1990-an.
Pertemuan itu bukanlah sebuah reuni biasa. Di antara obrolan nostalgia dan tawa yang mengalir, tersimpan cerita tentang sebuah lukisan mungil yang menyatukan kembali dua sahabat lintas waktu. "Saya menitipkan lukisan mini saya pada Cak Saud sekitar tahun 2000. Rumahnya di Parung menjadi tempat saya berkarya sekaligus berlindung saat masa-masa sulit," tutur Jupri. "Yang luar biasa, lukisan itu masih utuh. Ini soal amanah, dan ia menjaganya dengan sepenuh hati."
Lukisan itu bukan sembarang karya. Potret Megawati Soekarnoputri berukuran hanya 3x4 sentimeter—sebesar pas foto identitas. Diselesaikan dalam waktu lima jam di Jakarta, lukisan itu dibuat Jupri sebagai bentuk penghormatan pada tokoh perempuan yang ia pandang sebagai sosok pemimpin tangguh dan inspiratif.
“Beliau adalah perempuan kuat, putri Bung Karno yang teguh memperjuangkan prinsipnya. Karena itu, saya mengabadikannya,” kata Jupri, yang kini berusia 62 tahun, dengan rambut gondrong khas seniman.
Melukis dengan Mata Batin
Nama Jupri Abdullah tak asing di jagat seni rupa Indonesia. Ia dikenal sebagai pelukis kaligrafi dengan media tak biasa—sari buah nanas di atas kertas foto warna. Karya uniknya bahkan meraih Rekor MURI dan MURI Dunia pada 2005.
Namun, keahliannya melukis dalam skala mikro menjadi ciri khas yang membedakannya. Tokoh-tokoh penting dalam dan luar negeri pernah ia abadikan dalam lukisan mini: dari Presiden Jokowi, Prabowo Subianto, hingga Raja Salman dan Barack Obama. Beberapa bahkan ia serahkan langsung kepada tokoh-tokoh tersebut, termasuk Jusuf Kalla, yang menerima lukisan dirinya pada 2015.
Jupri tak hanya mengejar pengakuan. Ia percaya bahwa seni adalah cerminan jiwa dan harus berbicara melalui detail—meski dalam ruang yang sempit. “Mikro bukan berarti kecil dalam makna. Justru, di situlah letak keajaibannya,” ujarnya.
Cak Saud: Dari Panggung Musik ke Lintasan Kenangan
Di sisi lain, Cak Saud juga memiliki kisah panjang di dunia seni. Sebagai produser musik, ia pernah menggawangi penyanyi dangdut Delia Paramitha yang sempat meroket namanya. Namun roda hidup tak selalu ramah. Krisis moneter sempat menghantam usaha mereka, membawa keduanya pada titik terendah—namun tak memutus tali pertemanan.
“Jupri tetap membantu, bahkan saat saya ingin menggelar lomba karaoke di Ancol, dia terlibat penuh. Dari situ kami makin dekat, saling mendukung tanpa pamrih,” kenang Cak Saud.
Lukisan mini Megawati yang ia simpan selama dua dekade menjadi simbol kepercayaan dan keabadian relasi mereka. “Saya simpan seperti menyimpan persahabatan kami. Dan akhirnya, Facebook menjadi jalan kami bertemu kembali,” ujarnya lirih.
Sebuah Harapan yang Tak Kecil
Kini, keduanya berharap agar lukisan mini Megawati itu bisa sampai ke tangan sang tokoh secara langsung. Bukan demi sensasi, tapi sebagai bentuk penghargaan dan pengabdian seniman kepada bangsa.
“Saya ingin Ibu Mega tahu bahwa ada karya kecil, dibuat dengan cinta dan hormat, yang menanti untuk dipersembahkan padanya,” kata Jupri. Ia pun masih terus aktif berkarya dan memamerkan lukisannya di berbagai kota seperti Malang, Yogyakarta, dan Jakarta.
Bagi Jupri, ide adalah satu hal, namun kemampuan menyampaikan gagasan adalah hal yang harus dikuasai seniman. “Proses kreatif itu harus diimbangi dengan keberanian menjual gagasan. Itu yang membuat seni punya daya hidup,” tegasnya. **(Toeng)