
- by Redaksi 2
- 09 Februari 2025
Oknum Guru di Kabupaten Melawi Aniaya Murid dengan Pisau, Publik Geram
Melawi, WartaKarya - Dunia pendidikan kembali tercoreng oleh tindakan kekerasan yang dilakukan oleh seorang oknum guru terhadap muridnya. Sebuah video viral di media sosial dan grup WhatsApp memperlihatkan seorang guru di Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, menganiaya murid SMP dengan sebilah pisau. Aksi brutal ini menuai kecaman luas dari masyarakat.
Video yang beredar menunjukkan oknum guru tidak hanya menodongkan pisau ke arah korban, tetapi juga menendang dan melakukan kekerasan fisik lainnya. Kejadian ini diduga terjadi di SMP Negeri Pinoh Selatan, Desa Mangal, Kabupaten Melawi. Insiden ini pertama kali beredar di media sosial beberapa hari lalu dan langsung memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Dinas Pendidikan Benarkan Kejadian
Setelah video ini menyebar, sejumlah media langsung menghubungi Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Melawi, Yusseno. Melalui pesan WhatsApp pada Sabtu (8/2/2025) pukul 19.04 WIB, Yusseno membenarkan kejadian tersebut dan mengungkapkan bahwa pelaku sudah dipanggil ke kantor dinas.
“Oknum guru tersebut sudah kami panggil dan saat ini masih dalam pemeriksaan di kantor,” ujar Yusseno tanpa merinci sekolah tempat kejadian berlangsung.
Polisi Belum Terima Laporan Resmi
Sementara itu, Kapolres Melawi AKBP Muhammad Syafi’i saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengaku belum menerima laporan resmi terkait kasus ini. “Sampai saat ini belum ada laporan dari korban. Mungkin masih dalam penyelesaian internal Dinas Pendidikan,” ungkapnya.
Namun, pernyataan ini memicu kritik, karena banyak pihak menilai bahwa kasus penganiayaan dengan bukti video tidak seharusnya hanya diselesaikan secara internal, melainkan harus diproses secara hukum.
Tuntutan Penindakan Tegas
Insiden ini mendapat perhatian luas dari berbagai elemen masyarakat, termasuk organisasi pers dan LSM. Mereka menuntut aparat penegak hukum segera mengambil tindakan tegas terhadap oknum guru tersebut agar menjadi efek jera dan tidak terulang di masa mendatang.
“Kekerasan terhadap siswa, terlebih dengan senjata tajam, tidak bisa ditoleransi. Kami akan terus mengawal kasus ini hingga ada tindakan hukum yang adil,” ujar perwakilan salah satu LSM setempat.
Kasus ini masih dalam pengawasan ketat berbagai pihak, termasuk media dan aktivis sosial. Masyarakat berharap ada transparansi dalam penanganan kasus ini agar tidak terjadi upaya perlindungan terhadap pelaku. *(Noel)