
- by Redaksi 2
- 01 Mei 2019
Pengundian Kios Lokbin Cililitan Diwarnai Protes
Jakarta, Wartakarya.com - PROSES pengundian kios di lokasi binaan pedagang (Lokbin) Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur, pada Jumat (26/4) lalu diwarnai aksi protes oleh sejumlah pedagang lama.
Protes itu, lantaran para pedagang merasa tidak puas terhadap kebijakan Muhammad Igan,Kepala Suku Dinas KUMKMP Jakarta Timur.
Menurut para pedagang lama, Igan mencoret sebagian besar pedagang lama dan menempatkan sebagian di kios bagian dalam. Sementara pedagang baru di bagian depan.
Aksi ini diawali dengan interupsi yang dilakukan Togap, Ketua Koperasi Lokbin Cililitan, yang memotong sambutan Kasudin KUMKMP Jakarta Timur saat acara pengundian. Dalam interupsinya, Togap meminta agar Kasudin memperhatikan koperasi dan para pedagang lama. "Mohon pak Kasudin koperasi dan pedagang lama diperhatikan. Karena tanpa koperasi dan pedagang lama Lokbin ini tidak akan di rehab," ujar Togap dalam interupsinya yang diamini beberapa pedagang.
Pensiunan Dinas KUMKMP DKI Jakarta ini juga berjanji akan terus perjuangkan nasib pedagang lama,agar semua dapat berdagang kembali dan mendapatkan hak-haknya, serta bebas berkoperasi.
Mendapati keadaan yang tak diduga ini, Kasudin KUMKMP Jakarta Timur, bergegas mengakhiri sambutannya dan meninggalkan tempat.
Kepada WartaKarya Togap mengatakan, perjuangan koperasi tidak sedikit, oleh karena itu agar koperasi dilibatkan dan pedagang lama diprioritaskan. “Tanpa perjuangan koperasi, Lokbin ini mungkin masih compang-camping,” tambahnya.
Beberapa pedagang yang ditemui WartaKarya juga mengatakan, mereka merasa di perdaya oleh Kasudin, Muhammad Igan dan Kasatpel KUMKMP Kramat Jati,Titik Sugiarti. Para pedagang menduga, pedagang baru yang diberi perhatian lebih itu, mungkin telah menyetor sejumlah uang.
Menurut sumber, Muhammad Igan dan Titik Sugiarti adalah mantan camat dan lurah pada tahun 2012 lalu. Keduanya kini ditugaskan ke Dinas KUMKMP DKI Jakarta. Mungkin karena memiliki latar belakang kepamongan, di duga keduanya tidak terlalu memahami masalah perkoperasian maupun usaha mikro. Sehingga kebijakan yang ambil bertentangan dengan kepentingan koperasi dan pedagang.
Seperti diketahui, Lokbin Cililitan, milik Pemda DKI Jakarta ini, telah menjadi tempat mencari nafkah bagi sekitar 80 pedagang. Mulai kelontong higga kuliner. Dan sudah hampir tiga tahun, sebagian pedagang berdagang di luar Lokbin, karena kondisinya rusak parah. Atas usaha pengurus koperasi sejak tahun 2015 hingga berkali kali Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan DPRD DKI Jakarta, akhirnya pada tahun 2018 Lokbin Cililitan ini di rehab dengan dana APBD, dan layak untuk dipergunakan kembali. (tim)